Bertamu ke-6 Rumah Antik Tinggalan Masa Lalu di Kabupaten Lebak




"Assalamualaikum. Izin bertamu..."

Rumah kokoh dengan dindingnya yang tebal dan jendela dan daun pintu rangkap yang tinggi dan bertahan selama ratusan tahun, menjadi ciri rumah yang selalu membuat mata saya menatap lebih lama dan lebih bercahaya. Suka!

Entah sejak kapan saya mulai menyukai tipe rumah seperti ini. Hanya saja, setelah di SMA saya mengunjungi rumah seorang teman yang tinggal di komplek perumahan polisi di Menes sana, kesukaan saya pada bangunan tua semakin menjadi saja. Bahkan, sering menjadi salah satu rujukan rumah tinggal yang ingin saya huni pada suatu hari nanti.

Di Lebak, khususnya Rangkasbitung, Rumah antik yang kokoh ini, beberapa di antaranya masih ada dan dipertahankan pemiliknya. Ingin rasanya mengetuk pintu untuk bertamu. Yah, sekadar menikmati teh di berandanya sembari mengobrol apa saja dengan pemiliknya. Tapi saya tidak bisa meluluskan keinginan ini, tentu saja.

Karena itu, saat rumah-rumah yang membuat mata saya terbinar-binar itu ada di buku daftar Cagar Budaya di Kabupaten Lebak yang diterbitkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak pada 2018 lalu, rasanya jiwa tua saya langsung melompat kegirangan. Syukurlah!

Di tengah zaman dimana orang-orang bernafsu menyuguhkan segala hal yang baru, para pemilik bangunan tua itu masih mempertahankannya. Dan penambahan status cagar budaya untuk rumah antik itu, saya rasa adalah bentuk dukungan pemerintah kepada para pemilik bangunan untuk terus mempertahankan keasliannya, merawat dan menjaga tinggalan masa lalu itu.ebab, rumah itu adalah aset berharga. Tak hanya untuk para pemilik dan keluarganya, tapi bagi negara ini juga.

Nah, mari kita bertamu ke #sixfantastic rumah-rumah dalam daftar cagar budaya di Kabupaten Lebak versi noni tjantik. Heu.

1. Rumah Mr. Soetadisastra





Rumah ini setiap pagi selalu saya tatap dari seberang jalan, tepatnya lapak mas bubur ayam. Sembari menunggu pesanan, saya sering bertanya-tanya apa yang sedang dilakulan penghuni rumah yang sunyi dan nyaman untuk dihuni itu di pagi hari? Apakah mereka sudah sarapan?

Berkali-kali saya utarakan keinginan untuk bertamu pada teman ngobrol saya yang asli urang Rangkasbitung itu. Katanya, memang rumah antik yang saat ini dihuni menantu Mr. Soetadisastra, Bu Hj. Kania, isteri dari Pak H. Mas Hudaya Soetadisastra ini memiliki sejarah yang panjang. Dan tamu pembesar, pernah mengunjunginya. Presiden Soekarno salah satunya.

2. Administratur van Tjisalak (Bangunan Administratur Perkebunan Cisalak)




Komplek administratur perkebunan Cisalak ini dibangun pada tahun 1940an di area perkebunan kelapa sawit. Bangunan yang kini digunakan sebagai rumah dinas pejabat perkebunan Cisalak ini, dahulunya digunakan sebagai kantor administrasi perkebunan dan rumah tinggal pejabat perkebunan di masa itu.

Hayo, mau tebak-tebakan siapa nama pejabat yang menghuninya?

3. Residentie van Mixoil complec (Rumah Dinas Kapolres Lebak)


Rumah bergaya kolonial ini sekarang digunakan sebagai rumah dinas Kapolres Lebak. Sepertinya memang, sudah banyak perubahan di eks rumah karyawan PT. Semarang  yang dibangun pada tahun 1926 ini.

4. Residentie Meneer Doojer (Rumah Dinas Wakapolres 



Rumah ini ada di daftar Cagar Budaya di Kabupaten Lebak. Meskipun tampaknya, sudah ada beberapa perbaikan di beberapa bagian rumah eks residentie meneer doozer atau rumah dinas kepala HIS ini. Selain itu, keterangan yang sedikit membuat saya sebagai tamu eh pembaca jadi bertanya-tanya; siapakah pak guru meneer yang pernah menghuninya?

Saat ini, rumah ini digunakan sebagai rumah Pak Wakapolres Lebak.

5. Rangkasbitoeng Spoor Shander Complec (Perumahan Karyawan Perusahaan Jawatan Kereta Api/PJKA)



Komplek perumahan karyawan PJKA ini adalah salah satu komplek dengan rumah-rumah bergaya khas masa lalu. Komplek ini dibangun pada 1902 atau setahun setelah pembangunan Rangkasbitoeng Spoor Wegent Diensteen (Stasiun Rangkasbitung) pada tahun 1901.

6. Rangkasbitoeng Spoor Shander Complec (Gedung Pasturan)


Rumah pasturan atau asrama pastur di seberang Rumah Sakit Misi itu rupanya menjadi salah satu saksi sejarah juga. Saya baru ngeuh setelah melihatnya ada di daftar cagar budaya. Sebab, beberapa bagian rumah yang pembangunannya diprakirakan bersamaan dengan pembangunan komplek perumahan karyawan PJKA pada tahun 1902 itu sudah tampaknya sudah banyak mengalami perubahan.


Nah, gimana #sixfantastic rumah antik Cagar Budaya di Kabupaten Lebak ini? Bikin ingin bertamu juga? Eh, tapi jangan bertamu sekarang, nanti saja setelah covid-19 hilang. Dan selayaknya bertamu pada umumnya, jangan lupa ucapkan salam dan membawa buah tangan, ya. Hihi.

Semoga kita semua selalu sehat dan semoga seluruh makhluk selalu berbahagia.


Cag deui.

You Might Also Like

0 Comments