Ada yang berbeda di menu buka puasa hari ini (29/4). Saya yang baru keluar dari kamar mandi, mendapati piring berisi bola-bola yang sedang di hidangkan mamah. Menu lainnya sih standar menu berbuka biasanya.

"Apaan nih?" Tanya saya sambil mencomotnya satu bola-bola sebelum akhirnya kabur ke kamar meninggalkan sorakan mamah di belakang pintu. Maghrib belum tiba, tapi sejak beberapa hari lalu, saya masih berhalangan untuk berpuasa.


Bola-bola manis yang ada di tangan saya ini terbuat dari makanan kesukaan saya; mantang, hui, atau ubi sebagai bahan utamanya.

Di luar sana, ada juga yang memakai singkong sebagai bahan utamanya. Juga, isinya yang tak hanya gula merah. Namun isian-isian lainnya seperti cokelat, nangka, dan lainnya.

Untuk membuatnya sebenarnya sederhana saja. Ubi dibersihkan lalu dikukus, setelah ubi empuk, lalu diangkat untuk kemudian ditumbuk. Tambahi garam secukupnya. Adonan ubi ini kemudian dijumput sedikit untuk dipipihkan, tambahkan gula merah di tengahnya lalu bentuk menjadi bulatan seperti bola. Untuk bagian luarnya, bisa menggunakan adonan terigu. Lalu goreng hingga bagian luar tampak menguning.

Misro! Yep! Alias si amis di jero. Penganan kampung ini sudah banyak dijual di luaran dengan isian tak hanya gula merah, tapi bisa cokelat, nangka dan lainnya. Bahan utamanya juga tak hanya ubi, tapi bisa juga singkong. Kebetulan saja beberapa hari lalu ada yang mengantar ubi ke rumah kami. Jadilah mamah berkreasi membuat bola-bola manis ini.

Saya suka, saya suka, saya suka.

Bagaimana tidak suka, mamah dan bapa yang berpuasa, tapi saya yang menghabiskannya. Ubi sih. Sudahlah..., itu mah memang favorit sejak zaman baheula bahkan sebelum nyonya meneer ada. Lebay. Muehehe...

Ah iya, selamat berpuasa bagi yang menjalankan. Dan selamat membuat misro untuk menu berbuka puasa nanti sore. Tetap #dirumahaja. Semoga kita semua selalu sehat.

Semoga seluruh makhluk selalu berbahagia.

Cag.