Semalam di Alun-alun Serang
---untuk Niduparas Erlang
bulan buram di langit sehitam arang
sedang rindu belum jua menetas
dari palung hatimu yang mengeras
padahal kopi telah lama tandas
jarum jam menunjuk angka dua belas malam
angin dingin menampar tubuhtubuh sintal yang beterbangan
ke sudut pilarpilar yang menyimpan kenangan
sementara mulutmu mulai berkisah
tentang perempuan lama yang lahirkan
gundah di wajahmu, sekaligus tawa
ah! kenangan memang hanya untuk dikisahkan
meski terus berkitarkitar
di tempat yang sama
di tubuh yang sama
dan pada telinga yang berbeda
aku.
(Desember, 4, 2012)
0 Comments