Panduan Membaca Novel 'Burung Kayu' karya Niduparas Erlang


Oleh Firda Rastia

Seusai membaca, aku begitu terhanyut pada kisah Leugeumanai. Betapa berat menyandang status 'sikerei' atau aku sebut saja 'seorang yang terpilih'. Aku tidak akan banyak mengulas karena pengetahuanku tentang Mentawai sedikit. Namun, terpikir olehku untuk menuliskan sebuah "panduan" untuk siapa pun yang masih ragu, masih takut untuk membaca novel yang menarik perhatian juri di sayembara novel DKJ 2019 (kalau menarik kenapa enggak dimenangin, yak. Aneh). Baiklah jadi begini. 

1. Pertama-tama kalau kamu mengenal secara pribadi penulisnya, singkirkan itu dan fokuslah pada isi novelnya. Atau bagi yang pernah membaca karya lain dari si penulis,  lupakanlah karya-karya sebelumnya. Fokuslah ke "Burung Kayu". 

2. Baca sampai habis. Kamu enggak usah memikirkan kata-kata yang tidak kamu mengerti. Percayalah. Itu tidak akan memengaruhi proses pembacaanmu (kalau aku, sih gitu). 

3. Seperti mantra yang dirapalkan, kalau kamu sudah membaca satu - tiga bab pertama, selanjutnya kamu akan dibawa ke dunia yang berbeda. Yak, tentu saja dunia tokoh fiksi yang ada di novel ini. Kalau kamu pembaca novel Harry Potter atau novel-novel bertema sihir, kurang lebih sensasinya sama ketika kamu membaca 'Burung Kayu'. 

4. Selamat membaca. Bacalah dengan hati yang bahagia. Seperti kata tokoh dalam cerita ini: bukankah hidup mesti terus dirayakan dan jiwa-jiwa mesti dibahagiakan? 

Serang, 10-10-2020

You Might Also Like

0 Comments