Migrasi





cinta hanyalah bangau yang bermigrasi
ke hutan bakau di pesisir Utara
musim kawin dan bertelur
menjadi satu-satunya hiburan
yang bisa kau pandang dari jendela
sebelum membuka buku Neruda di meja
belajar dan membacakan soneta untuk dirimu saja

“kenapa perempuan selalu berharap kepastian
untuk cinta yang mereka rasakan?”
tanyamu suatu waktu. tatapanmu menjauh
ke mata perempuan yang memelihara
tikus rakus di dadanya.

di saat yang sama, semut di dadaku mendadak liar
mantera pejinak dipekatnya kopi
dan dicairnya puisi tak juga bisa
menjinakan hingga pagi ini
kutulis sebaris pesan di udara
“mengapa kau memakai jam tangan
bila waktu selalu mati di sampingmu?”
sebelum kawanan bangau lekas pergi
ke benua lainnya dan meninggalkanmu
bersama bau kotoran di udara

(Serang, 2015)

You Might Also Like

0 Comments