Seorang Kakek di Depan Restoran
Di sini semua orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing; seorang gadis memilih buku dan seorang lelaki yang memabantu, dua orang anak menjajakan balon, calo yang berteriak memanggil penumpang, dan tentu saja di balik kaca itu; orang-orang menghadap berloyang pizza. Sementara di depannya, seorang lelaki renta dengan baju lusuh, tongkat, tas plastik, dan ember plastik kecil di hadapannya tengah terpekur. Barangkali ia tidur.
Sejenak kulayangkan pandangan ke restoran di belakang kakek itu. Kulihat orang-orang yang berada di sebalik kaca juga menatapku. Barangkali mereka pikir aku seorang kere yang mupeng ingin makan di sana, atau seseorang yang sedang mencari kawannya, atau pikiran lainnya.
Ya, aku memang sedang berpikir. Berpikir bagaimana aku bisa masuk ke sana bersama kakek yang sedang terpekur itu, meski isi saku tidak lebih dari lima puluh ribu.
Akhirnya, kuhela nafas. "Doakan aku menjadi kaya, Kek," gumamku sembari merogoh saku.
1 Comments
kasihan si kakek tua
ReplyDelete