utherakalimaya.com

  • Home
  • Features
  • _ARTIKEL
  • _CATATAN
  • _UNDANGAN
  • DOKUMENTASI
  • contact






Ketentuan Lomba:
Tema bebas, tidak mengandung sara dan pornografi.
Naskah merupakan karya asli, bukan sanduran atau terjemahan dan belum pernah dipublikasikan di media cetak maupun elektronik mana pun dan tidak sedang diikutsertakan dalam perlombaan yang lain.
Panjang naskah 100— 150 halaman A4, 1,5 spasi, font Times New Roman 12 pt.
Naskah dikirim melalui email ke javapustaka.red@gmail.com dengan subyek “Regina Media”. Naskah dikirim berupa lampiran bukan di badan email.
Sertakan sinopsis cerita dan data diri penulis serta nomor kontak yang bisa dihubungi.
Seluruh naskah yang masuk menjadi hak milik penerbit.
Penerimaan naskah ditutup pada pukul 24.00 WIB tanggal 4 Maret 2013.
Untuk Informasi lebih lanjut, silakan hubungi kami di www.focebook.com/redaksi.javapustaka atau SMS ke 081803282530 (Meta).
Pengumuman pemenang akan dipublikasikan di facebook (www.facebook.com/redaksi.javapustaka) pada bulan April 2013. Pemenang akan dihubungi melalui nomor kontak yang disertakan.
Hadiah:
Tiga naskah terbaik akan diterbitkan dan dipublikasikan dalam skala nasional.
Pemenang akan mendapatkan paket hadiah menarik.
Sumber: Java Pustaka
  • 0 Comments



Pernikahan adalah sebuah peristiwa sakral dimana dua insan yang saling mencintai disatukan dalam sebuah ikatan suci. Setiap pasangan pasti mengingkan hari istimewa tersebut menjadi moment yang tak terlupakan sepanjang hidup. Maka tak heran jika persiapannya begitu menyita waktu, tenaga hingga perasaan. Rasanya sayang sekali jika kisah-kisah indah tentang pernikahan itu berlalu dan terlupakan begitu saja.
Karena itu, Mozaik Indie Publisher mengadakan lomba menulis dengan tema pernikahan bernama “My Wedding’s Story”.
Persyaratan:
Berteman dengan salah satu akun Mozaik Indie Publisher, bisa yang di Wordpress atau Facebook.
Like Fanpage Mozaik Indie Publisher atau follow twitter kami: @mozaik_indie.
Sebarluaskan info event ini di note FB atau blog anda. Khusus di note FB, harus mentag minimal 20 teman dan akun FB Mozaik Indie Publisher.
Ketentuan Naskah:
Naskah harus orisinil dan belum pernah dipublikasikan dalam media apapun. Boleh memasukkan foto pernikahan ke dalam naskah, maksimal 3 buah.
Diketik di kertas A4, huruf TNR 12, spasi 1,5 dan margin 3 cm tiap sisinya. Panjang naskah antara 3 sampai dengan 5 halaman.
Kirim naskah ke: mozaikindie@yahoo.com dengan judul email: MWS-Judul Naskah
Jangan lupa sertakan juga biodata naratif Anda. Semua berkas tersebut dilampirkan di attachment, jangan di badan email.
Naskah diterima paling lambat 31 Januari 2013 (deadline bisa diperpanjang jika naskah yang masuk belum memenuhi kuota)
Akan dipilih 19 naskah untuk dibukukan dengan naskah Mr.Moz. Karena ini diterbitkan secara indie, maka kontributor tidak akan diberikan royalti namun akan mendapatkan diskon 20 persen jika membeli bukunya sendiri. Untuk tiga naskah terbaik akan mendapatkan bukti terbit.
Jika naskah-naskah yang terpilih mempunyai nilai jual yang tinggi maka akan kami coba ajukan ke investor untuk diterbitkan secara major dan tentunya semua kontributor akan mendapatkan royalti. Oleh karena itu keluarkan kemampuan terbaik anda.
  • 0 Comments

rainy daysby *Rona-Keller


Aku pernah sangat mencintai hujan, seperti aku mencintai asap yang keluar dari batang-batang rokok yang kusesap ketika kepalaku penuh cerita. Aku suka tetesnya yang menimpa kepala, dan basahi kemeja saat aku keluar dari kelas, dan sengaja tak berlari seperti kebanyakan orang.
Aku pun suka sengaja berlama-lama di bawahnya dengan kepala tengadah dan mulut penuh kopi bubuk; ini ide gila 'cara minum kopi' yang dicetuskan oleh kawan hujanku. Tapi, lumayan membuatku terpingkal sendiri saat melakukannya.
Aku juga suka hujan-tapi-panas ketika aku hendak pergi ke kota yang akhirnya membuatku takut untuk bertandang lagi. Sepertinya, ia melarangku untuk pergi saat itu.  Tapi, karena aku kurang sensitif terhadap tanda, hari itu aku pergi juga. Beberapa kali aku pergi, hujan selalu datang menghadang, melarang. Hingga akhirnya aku pulang dengan air mata berderai, sementara hujan mengintip di samping jendela bus yang membawaku pulang. Akh! Itu kenangan yang cukup pahit. Tapi sudahlah, aku cukup paham bahwa hidup tak mesti berhenti di irisan tangan, ataupun tegakan racun serangga, bukan?
Aku teramat suka bagian ini, hujan yang datang ketika aku dan lelaki sunyi berjalan menuju ke toko retail untuk sekedar mencari pengganjal perut yang lapar. Jam 12 malam, ketika itu. Kami berjalan bersisian; dia di trotoar sebelah kanan yang terdapat atap di atasnya, sedang aku di sebelah kiri dengan langit hitam menjadi atapnya. Sementara aspal hitam menjadi jarak di antara kami. Aku berkata saat itu, bahwa sebetulnya manusia selalu berjalan menuju ke tempat yang sama. Entah ia memilih kiri atau kanan. Aku sesekali meliriknya sembari tersenyum; kepalaku saat itu sibuk berkata. Bahwa akan seperti inilah aku dengannya. Selalu bersisian, meski suatu ketika kami menemukan teman berjalan. Namun, aku ingin tetap bersisian dengan perasaan yang seperti 'terhubung' yang ada di antara kami. Meskipun memang, mulut kami saling mengunci untuk sekedar saling mengatakan; aku suka padamu, maukah kau menjadi pacarku? seperti orang lain yang merasa 'terhubung' juga. Itu terlalu biasa buatku. Atau mungkin benar, karena aku tak terbiasa mengutarakan perasaan-perasaan, dan ia pun demikian? Entahlah. Hanya saja, mungkin akhirnya akan tidak menarik untuk kuceritakan bila memang kalimat itu ada. Sehingga aku tidak bisa membaca apa yang aku suka; bahasa tubuhnya. Dalam beberapa kesempatan, aku memang suka membaca bahasa tubuh orang-orang, bukan mendengar kata-kata yang tak jarang membuatku ingin muntah di saat yang bersamaan. Aku suka membaca tanda-tanda itu, walaupun aku bukan detektif yang akhirnya bisa memecahkan suatu tanda tanya.
Dan kupikir, hujan saat itu telah memberi kami tanda 'titik' yang akhirnya bisa kami ukir menjadi 'koma' hingga sedikit demi sedikit kami bisa mencipta setengah lingkaran, bahkan bulat sempurna dengan kata 'kita' di dalamnya.
Ahay!
Nah, hari ini, hujan datang lebih pagi. Ia mengetuk lantai berandaku dengan suara agak lelah. Barangkali karena ia tak sempat beristirah setelah dari dua hari kemarin mengguyur kota ini. Atau mungkin sebenarnya ia sedih, karena ia harus menjadi sebab dari bencana alam di beberapa daerah itu. Ya, sudah, hujan. Mari istirahlah sejenak di sampingku. Akan kubuatkan kau secangkir kopi cap kupu-kupu, dan kulintingkan beberapa batang tembakau untukmu. Silakan disesap. Sementara aku akan menuliskan ceritamu ini dengan senyum yang dikulum. Meski di saat yang sama, dan ini benar adanya, di sisi lain kepalaku ada seseorang yang tengah mengganggu. Seseorang yang entah, datang dari entah, dengan maksud yang.... Akh! Sudah, lupakan. Mari, kita minum kopi saja.
  • 0 Comments
I by komorichu

Hai, Januari, apa kabar dengan angka tahun di kalendermu? Kau tentu akan lebih berpihak padaku di tahun ini, bukan?
Aku tak merayakan tahun baru, seperti biasa. Aku hanya menyaksi beberapa letup kembang api di beranda rumah 16. Beberapa kawan yang tidak ikut dalam rombongan hingar bingar perayaan tahun baru pun ada di sampingku. Barangkali kala itu, dalam hati kami masing-masing, tengah menghitung berapa rupiah yang mereka bakar untuk kesenangan. Untuk tahun 2013 yang datang, dan 2012 yang pergi.
Apa yang harus kuceritakan, kemudian? Banyak sekali peristiwa yang terjadi setelah aku membencimu. Tapi mungkin kau juga tahu, aku bukanlah orang yang selalu ingin mengingat hal-hal yang membikin ulu hatiku sakit, bukan? Nah, karenanya, marilah kita berdamai. Kuampuni salahmu karena mengambil kakak angkatku, dan hanya memberi tanda 'salam' terakhir di pintu ruang tamu. Ya, aku tahu itu takdir. Tapi, tetap saja selalu ada 'nyeri' jika aku mengingatnya. Nyeri yang entah.
Sudahlah, mari kita saling ulurkan tangan.
  • 0 Comments



---untuk Niduparas Erlang

bulan buram di langit sehitam arang
sedang rindu belum jua menetas
dari palung hatimu yang mengeras
padahal kopi telah lama tandas

jarum jam menunjuk angka dua belas malam
angin dingin menampar tubuhtubuh sintal yang beterbangan
ke sudut pilarpilar yang menyimpan kenangan
sementara mulutmu mulai berkisah
tentang perempuan lama yang lahirkan
gundah di wajahmu, sekaligus tawa

ah! kenangan memang hanya untuk dikisahkan
meski terus berkitarkitar
di tempat yang sama
di tubuh yang sama
dan pada telinga yang berbeda
aku.

(Desember, 4, 2012) 
  • 0 Comments

Where we are now

o

About me

a


@NYIMASK

"Selamat datang dan selamat membaca. Semoga kita semua selalu sehat, berbahagia, dan berkelimpahan rezeki dari arah mana saja.”


Follow Us

  • bloglovin
  • pinterest
  • instagram
  • facebook
  • Instagram

recent posts

Labels

#dirumahaja #tukarcerita Artikel Catatan Perjalanan Celoteh Cerpen E-Book Esai Info Lomba Journey Jurnal Kamar Penulis Lowongan Kerja Naskah Poject Promo Puisi Slider Undangan

instagram

PT. iBhumi Jagat Nuswantara | Template Created By :Blogger Templates | ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top