Rahajeng Rahina Galungan lan Kuningan

 

Genk, pada Rabu (04/01/2023) sedulur kita umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Kedua hari raya ini merupakan bagian dari perayaan "Purnama Sasih" yang diperingati setiap enam bulan sekali atau 210 hari sekali tepatnya pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) berdasarkan kalender Saka Bali sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan). Penamaan hari raya Galungan ini berasal dari bahasa Jawa Kuna yang berarti bertarung. Namun biasa juga disebut "dugulan" yang berarti menang. Meskipun ada perbedaan penyebutan Wuku Galungan di Jawa dan Wuku Dugulan di Bali, sebenarnya artinya sama yaitu wuku ke sebelas.

Dikutip dari laman Pemerintah Kabupaten Buleleng, dalam Lontar Purana Bali Dwipa menyebutkan bahwa Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan pada 882 Masehi (804 Saka), tepatnya pada Rabu Kliwon, duku dugulan bulan keempat 15 tahun 804 Saka. "Punang aci Galungan ika ngawit, Bu, Ka, Dungulan sasih kacatur, tanggal 15, isaka 804. Bangun indria Buwana ikang Bali rajya.” Artinya: “Perayaan (upacara) Hari Raya Galungan itu pertama-tama adalah pada hari Rabu Kliwon, (Wuku) Dungulan sasih kapat tanggal 15, tahun 804 Saka. Keadaan Pulau Bali bagaikan Indra Loka.”

Udaka sampun bumi, sejahtera sampun sari, Rahajeng rahina Galungan lan Kuningan, sedulurku. Kita semua ngaturang baik. 

You Might Also Like

0 Comments