Kehilangan Sepatu Bukan Kehilangan Kamu
Sudah dua kali kehilangan sepatu, aku jadi penasaran pada para maling yang kutaksir lelaki itu. Dia ingin bergaya atau kehabisan biaya untuk mabuk? Mengingat sepatu jenis itu biasa dipakai para lelaki, sih. Jadi nggak heran juga kalau dia dengan alasan apapun ingin memiliki sepatu itu, meskipun dengan cara mencurinya dariku.
Yah, kehilangan sepatu mungkin bukan hal yang besar, tidak seperti kehilangan kamu. Eh? Tapi kamu juga pasti tahu. Setiap kehilangan selalu membawa kesedihan dan kekesalan masing-masing. Sekarang aku kesal, kesal karena sepatu yang hanya kugunakan jika aku hendak bepergian masuk hutan. Dan besok, aku mau pergi ke hutan.
Meskipun kesal, berpikir sepatu itu dicuri untuk bergaya, aku mensyukurinya juga. Syukur karena dipakai oleh si malingnya. Tapi, kalau dicuri untuk kemudian dijual agar bisa menambah biaya mabuk-mabukan para berandalan itu... Duh aku ikut berdosa eh apa ya kata lain dari dosa? Hmm..., apapunlah. Mungkin kasihan kali, ya? Kasihan karena kalau memang benar dijual, sepatu itu pasti tidak dihargai dengan maksimal.
Alasan? Pertama, harga sewaktu aku beli barunya juga tidak mahal. Kedua, ya memang tidak mahal. Ketiga, murahan. Walaupun memang nyaman dipakai, sih. Bagiku, kenyamanannya itu yang mahal.
Pada akhirnya, kita akhiri saja kabar kehilangan ini dengan kata kunci 'ya sudahlah'. Kita anggap saja dia ingin mencoba menelusuri hal-hal yang telah dilalui sepatu itu. Termasuk, kajalikeuh dan menginjak oo kebo. :))
0 Comments