Touch


Can I Touch You? by nonidipriv

Hari ini rasanya agak lain dari biasa. Mungkin karena aku tidak membawa serta si Hitam. Juga mungkin karena tadi sore seseorang mengatakan bahwa aku cantik belakangan ini. Padahal aku hanya merasa tampan. *plak!* Atau karena orang yang dulu paling menghindariku duduk semeja denganku. Atau, karena aku terlalu sibuk berpikir 'harus melepaskan cangkang untuk menjadi bahagia' seperti yang Mas Dhanzo bilang. Entahlah. Tapi, agak aneh saja perasaannya. Takut, mungkin. Asing, iya. Dan I dont know what to do... Itu kalimat ada terus di kepalaku. Dan menghilang ketika aku melihat wajahmu. *idih geli, hihi*
Tapi, kamu selalu pergi-pergi. Mungkin banyak urusan yang belum selesai. Atau mungkin bosan berada di satu tempat saja, sementara aku terlalu setia. Aku selalu malas berpindah ke lain tempat, kecuali kebosanan meningkat atau harus pergi karena hal yang sangat penting. Jadi, di meja inilah aku. Meski berkali-kali kepalaku berputar ke arahmu pergi dan mencari. Sementara di telinga, Natalie terus bernyanyi;Where is he? Where is he? Where is he? Where is this beautiful guy? Duh! Pas sekali dengan kelakuan mataku yang selalu tanpa disadari berlarian mencarimu.
*
"Harusnya aku tersenyum," batinku ketika tanganmu lerai dari tanganku. Tapi jantung terasa terlalu cepat berdetak. Seperti menghentak kesadaranku ke tempat yang jauh. Aku harus berlari mengejarnya sesegera mungkin. Hingga lupa untuk sekedar tersenyum dan berkata 'hati-hati' padamu. Semakin sesal saja aku, ketika kamu benar-benar menjauh. Kepalaku kemudian berputar lagi, lagi, dan lagi. Hingga akhirnya tak kulihat lagi dirimu. Seketika itu, seseorang di dalam dadaku bersorak; 'kau sudah berjabat tangan dengannya! Selamat!'. Duh~

You Might Also Like

0 Comments