Regrets

Regrets by Julie de Waroquier
Pernahkah kau merasa menyesal karena mendengar hal-hal yang tidak asyik didengar, apalagi kalau hal itu diucapkan oleh seseorang yang menurut pemikiran awal tidak akan mengucapkan hal-hal semacam itu? Saya sering merasa menyesal. Menyesal karena telah berpikir bahwa dia tidak akan mengucapkannya, menyesal karena sudah mendengar perkataannya, dan menyesal karena dia mengucapkan hal itu sehingga saya merasa sebagai perempuan tidak berharga. Dan menyesal karena semestinya saya tidak harus menyesal.
Misalnya, ketika mendengar Andrea Hirata mengatakan bahwa selama 100 tahun cuma dialah yang dapat penghargaan International atas bukunya, ataupun ketika membaca berita dia akan menuntut blogger yang mengulas mengenai dirinya itu.
Meskipun pembacaan saya atas buku Laskar Pelangi cuma sampai bab pertama (halaman pertama, tepatnya), namun ketika membaca berita dengan kutipan ucapan AH di sana yang terkesan sombong, sembarangan, dan sangat #iyuwh itu, saya jadi merasa menyesal. Kenapa harus ada sikap/sifat semacam itu dalam diri seseorang? Itu hanya salah satu contoh saja. Lainnya, kau bisa tanya pada diri sendiri, apakah kau pernah merasa menyesal atas apa yang telah kau ucapkan--yang barangkali membuat orang lain diam-diam tersinggung, dan merasa direndahkan.
Ah, sudahlah.

You Might Also Like

0 Comments