utherakalimaya.com

  • Home
  • Features
  • _ARTIKEL
  • _CATATAN
  • _UNDANGAN
  • DOKUMENTASI
  • contact
Regrets by Julie de Waroquier
Pernahkah kau merasa menyesal karena mendengar hal-hal yang tidak asyik didengar, apalagi kalau hal itu diucapkan oleh seseorang yang menurut pemikiran awal tidak akan mengucapkan hal-hal semacam itu? Saya sering merasa menyesal. Menyesal karena telah berpikir bahwa dia tidak akan mengucapkannya, menyesal karena sudah mendengar perkataannya, dan menyesal karena dia mengucapkan hal itu sehingga saya merasa sebagai perempuan tidak berharga. Dan menyesal karena semestinya saya tidak harus menyesal.
Misalnya, ketika mendengar Andrea Hirata mengatakan bahwa selama 100 tahun cuma dialah yang dapat penghargaan International atas bukunya, ataupun ketika membaca berita dia akan menuntut blogger yang mengulas mengenai dirinya itu.
Meskipun pembacaan saya atas buku Laskar Pelangi cuma sampai bab pertama (halaman pertama, tepatnya), namun ketika membaca berita dengan kutipan ucapan AH di sana yang terkesan sombong, sembarangan, dan sangat #iyuwh itu, saya jadi merasa menyesal. Kenapa harus ada sikap/sifat semacam itu dalam diri seseorang? Itu hanya salah satu contoh saja. Lainnya, kau bisa tanya pada diri sendiri, apakah kau pernah merasa menyesal atas apa yang telah kau ucapkan--yang barangkali membuat orang lain diam-diam tersinggung, dan merasa direndahkan.
Ah, sudahlah.
  • 0 Comments
JUDUL BUKU: Banten; Suatu Ketika
AUTHOR: Guntur Alam dkk
PUBLISHER: Banten Muda
HARGA JUAL: Rp. 35,000.
ISBN/BAN: 978-979168486-6
BULAN/TAHUN TERBIT: Januari 2013
CODE BUKU: 349004371
GROUP/KATEGORI: Fiction
SUB GROUP: Sastra & antologi cerpen
PANJANG x LEBAR BUKU: 14 x 20,5 cm
JUMLAH HALAMAN: xiv + 164 hal
BERAT BUKU: 280 gr
DISKRIPSI BUKU: Warna Lokal Dalam sastra Indonesia adalah peluang sekaligus ancaman. Dengan warna lokal kita dapat melihat semacam variasi untuk sastra yang terlanjur ditulis dalam bahasa Indonesia. Dengan warna lokal pula kita menemukan cerita atau puisi yang menulis manusia Indonesia dalam nuansa manusia Indonesia yang berbeda satu sama lain.
Dalam cerita ini, terutama, warna lokal mengantarkan kita kepada realisme yang khas. Yang kemudian tampil kepada kita adalah keragaman manusia, alam dan problemnya, di samping keragaman cara pelukisnya. Sebaiknya, warna lokal juga bisa menjadi sekedar ornamen, yang hanya bergerak di permukaan, tidak ada kekhasan.
Dua ratus tiga puluh tiga cerpen yang kami terima dari panitia Sayembara Menulis Cerpen Banten Muda Community mencoba membuktikan itu. Bahwa warna lokol masih punya peluang dalam Sastra Indonesia. Bahwa warna lokal Banten bisa bersanding sejajar dengan warna -warna lokal lainya yang sudah lebih dulu ada. Sebuah upaya yang gigih untuk memasukan Lema Banten Ke dalam Khazanah sastra Indonesia modern. Tetapi apa yang terjadi sebenarnya?
PEMESANAN langsung VIA SMS Diandra Distributor (CV. DIANDRA PRIMAMITRA MEDIA)
HUB. 085712906056, 081229111727, Telp. 0274-485222,
email: diandramitra@gmail.com (hari kerja)/ diandra.online@yahoo.co.id
pesan online
BUKU INI JUGA DIDAPATKAN DI TOKO BUKU KESAYANGAN ANDA


Sumber: diandrabooks.wordpress.com
  • 0 Comments

Where we are now

o

About me

a


@NYIMASK

"Selamat datang dan selamat membaca. Semoga kita semua selalu sehat, berbahagia, dan berkelimpahan rezeki dari arah mana saja.”


Follow Us

  • bloglovin
  • pinterest
  • instagram
  • facebook
  • Instagram

recent posts

Labels

#dirumahaja #tukarcerita Artikel Catatan Perjalanan Celoteh Cerpen E-Book Esai Info Lomba Journey Jurnal Kamar Penulis Lowongan Kerja Naskah Poject Promo Puisi Slider Undangan

instagram

PT. iBhumi Jagat Nuswantara | Template Created By :Blogger Templates | ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top