#TantanganMenulis: Serenade

'Apel merah tanpa gombal' Di Etalase (2013)


Lagu yang dimainkan seseorang yang menjadi pusat mata saya adalah lagu yang selalu membuat saya merasa harus memberinya pelukan. Halah! Tapi hanya berlaku pada orang-orang yang saya panggil 'aw'. Entah jika seorang kekasih yang melakukannya. Di tempat yang ramai ia melakukan aksi itu, apalagi mengkhususkannya untuk saya? Satu hal yang pasti ada di kepala saya saat itu; 'aku-harus-segera-kabur-dari-sini'. Hahaha.
       Tidak saya pungkiri, saya suka kejutan-kejutan. Tapi bukan kejutan yang membuat saya ingin melarikan diri sesegera mungkin.
         Pertama, kita bukan sedang syuting drama, kan? Kedua, kelopak mawar yang dijatuhkan dari helikopter akan mengotori tempat itu. Kasihan bagian kebersihan, kasihan alam. Jadi, lebih baik pilih tempat yang lain. Misalnya, di bukit pada suatu malam; ada api unggun, kopi, dan kekasih yang memetik gitar serta menyanyi untuk saya. Lebih puitis. Atau lebih sederhana lagi. Berhubung terpisah ruang dan waktu, misalnya dia di mars dan saya di bumi, bernyanyi atau dibacakan puisi di telinga saya juga sudah sangat membuat saya bahagia.
       Hadiah?
       Siapa yang tidak suka diberi hadiah?
     Cokelat. Saya memang tidak begitu suka cokelat. Tapi bukan berarti saya tidak memakannya. Saya memakannya, tapi berbagi dengan yang lain. Bukan karena khawatir berat badan bertambah, saya bukan perempuan yang suka mengkhawatirkan berat badan, tapi rasanya tidak kuat memakan cokelat sendirian.
     Bunga. Saya suka berbagai macam bunga. Ada satu yang paling saya suka; babys breath. Bunganya susah dicari, setidaknya di sekitar tempat tinggal saya. Nah, kalau masalah bunga ini, saya tidak terlalu suka diberi sebuket. Bukan, bukan ingin diberi sekebun. Berikan saja bibit bunga yang bisa saya tanam atau saya taruh di kamar. Itu lebih bermakna dibanding sebuket bunga yang cuma romantis saat diberikan tapi saat akhirnya layu, hanya ada dua pilihan: masuk ke box, atau masuk ke tempat sampah.

     Puisi. Selama itu karya kekasih saya dan telah melalui proses perenungan yang panjang, saya akan sangat bahagia menerimanya. Apalagi kalau satu kumpulan puisi yang sudah dibukukan dan semua puisinya khusus untuk saya. Beuh! Penyair mana pula yang akan seiseng ini? Haha.

      Hmm, rasanya hadiah yang paling berharga itu pelukan hangat. Jika sudah demikian, rasanya saya ingin mengatakan; aku pulang. Halah. 
     Kamu?

You Might Also Like

2 Comments

  1. Tiap orang memang punya definisi romantis sendiri, sih. Kalau saya mah orangnya tergantung mood, jadi agak labil juga, sih XD

    Makasih sudah ikutan, ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, memang selera orang beda-beda. Hehe.

      Sama-sama. :-)

      Delete