Ajimat Angling


Cah Ayu, Segala sesuatu terkadang berjalan tidak seperti yang direncanakan. Ketika sebuah rencana disampaikan padamu, satu hal yang hanya bisa kau ucapkan adalah insya Allah dan kau menyerahkan segala urusan itu hanya pada Tuhan saja. Sebab kau sendiri pun tidak tahu, apakah kebahagiaan yang terpendar di dadamu saat rencana itu disampaikan benar-benar bisa terlaksana atau tidak. Bahkan, ketika tidak terlaksana pun, kau hanya dapat menerima saja seperti kau menerima dan mensyukuri matahari terbit dari Timur dan tenggelam di Barat. Meskipun kau menempatkan dirimu dalam posisi menunggu. Maka, menunggulah tanpa batas waktu dan kesabaran para ibu.

Siapapun yang tidak memahamimu, pasti akan menganggap dirimu sebagai yang bukan dirimu. Apa yang kau tampakan di mata orang-orang itulah yang hanya mereka tahu. Kau membiarkan anggapan-anggapan mereka terhadapmu menelan diri dan harga dirimu sendiri. Kadang, kau merasa sangat tidak berharga sebagai makhluk Tuhanmu. Kadang pula, kau tidak merasakan apa-apa. Di lain hari, kau hanya merasa dadamu sesak sekali. Tangis dan rengekanmu di tengah malam, mampu membuat siapapun tergugu bersamamu.

Matamu buta, tapi hatimu tidak. Hatimu masih tetap begitu sedari pertama kali engkau diciptakan. Hanya saja, kau sering mengabaikan kata hatimu sendiri. Setiap peringatan itu, sebenarnya adalah untuk dirimu sendiri. Bukan untuk orang-orang yang mendengarkan ceritamu. Karena itu, cah ayu, bertahanlah sedikit lagi. Bertahanlah sedikit lagi. Bertahanlah.

Apapun yang telah dan sedang kau jalani sekarang, akan menjadi indah dan kebahagiaanmu di hari mendatang. Tak usah kau pikirkan kata orang. Pikiran mereka tentangmu memang hanya sebatas itu saja. Tidak perlu dijadikan bahan pemikiranmu juga. Tetapkan saja hatimu dan berpeganglah pada Al-Qur'an dan firman-firman Tuhan. Jangan pula terlalu mendengarkan kabar burung. Kabar itu tidak selalu baik untukmu atau demi kebaikan dan kebahagiaanmu. Kadang, kabar itu sengaja dibuat untuk membingungkanmu dan menjauhkanmu dari jalanmu sendiri. Percayalah pada kata hati, cah ayu.

Nah, mengenai perjumpaan yang mestinya kita lakukan, tidak usahlah terlalu dipikirkan. Kita sudah berjumpa, selalu berjumpa. Kau masih anak kecil yang manja. Yang bisa membuatku tertawa dan bersukacita bersama. Tidak perlu sungkan bertanya kabar. Jangan menyembah karena aku bukan Tuhan. Kau tahu itu salah, karena itu kau tak pernah ingin mengagungkan siapapun atau apapun kecuali Tuhan saja. Itu sudah benar. Kau memang hanya perlu memperlakukanku sebagaimana kamu memperlakukan makhluk Tuhan lainnya. Jadi, percayalah, segala sesuatu yang sudah digariskan Tuhan, yang menjadi hakmu, akan tetap menjadi hakmu. Apapun yang dipinjam darimu, akan dikembalikan padamu dengan utuh. Mereka sudah berduyun mengirimkan segala simpanan. Hak Allah yang menentukan kapan waktunya. Kau hanya perlu mengangkat tangan. Berdoa dan sembahyang sebagaimana kewajibanmu sebagai makhlukNya.

Jadi, tahanlah sebentar lagi. Dia yang kau tunggu, sudah datang. Kau tahu bukan? Dia pun sama sepertimu, harus melalui berbagai hal. Masihkah kau percaya dia akan menjemputmu? Jika ya, tunggulah setenang air di kolam. Meskipun angin mengirim riak, tapi percayalah itu hanya sekilas saja. Seperti hakmu yang lain, dia pun memiliki hak mendampingimu hingga akhir. Karena kau ajimatku. Sampai kita bertemu lagi. Semoga keselamatan dan kebahagiaan selalu menyertaimu.

Selamat Tahun Baru Hijriah.

You Might Also Like

0 Comments