#KerjaBareng Kelvin Films untuk Soul of Banten



Sudah beberapa minggu sebelumnya, Director Kelvin Films menghubungiku untuk bekerja sama dalam pembuatan narasi untuk kompetisi. Padahal, naskah sebelumnya juga belum aku selesaikan. Tema naskah sebelumnya memang agak berat. Karena itu aku meminta waktu untuk membaca beberapa pustaka dan diskusi terus menerus. Sekalian mengingat pelajaran sewaktu di Pondok Pesantren. Heuheu...

Waktu yang menelikung tiap individu dan kesibukan masing-masing, membuat pekerjaan ini agak tersendat. Belum lagi salah satu kru, Director of Photography sedang berlibur ke luar kota. Hopeless barangkali menjadi kata terakhir yang ada di kepala, meski tidak diucapkan secara verbal. Karena yang didesiskan mulut hanya 'ah' saja. Director Kelvin Films pun mengambil keputusan penting untuk tetap meneruskan project yang akhirnya kami sebut 'Soul of Banten'.Sebelum title itu muncul, sebenarnya aku menyodorkan beberapa yang lain; mother nature, a home dan lainnya hingga akhirnya sampai pada 'Soul of Banten'.

Begadang menjadi salah satu cara untuk menyelesaikan project ini. Tidak hanya semalam, namun bermalam-malam. Kami berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Termasuk di studio milik DoP yang sedang berlibur. Juga di kostanku yang tidak terlalu besar dan sangat berisik itu. Bagian per bagian kami selesaikan, termasuk narasi yang rupanya harus kubaca sendiri. Padahal, kau tahu bukan, suara sudah tidur dan suara belum tidur itu sangat berbeda sekali. Ditambah dengan gejala flu yang menyerang karena begadang bermalam-malam.


10 Video Terbaik UnYuzual Trip


Producer Kelvin Film, Wina Afrilia, mengabariku jika hasil kerja bareng kami masuk 10 besar terbaik. Alhamdulillah, artinya acara begadang kami selama beberapa hari terbayar. Meski belum sampai kata 'tunai', karena pertarungan masih berlangsung.

Pihak penyelenggara memberi kami waktu  untuk memperbaiki pekerjaan. Director memutuskan untuk memperbaiki narasi. Itu artinya aku harus merekam suaraku lagi. Kali ini ia memintaku untuk merekam di studio rekaman. Sebenarnya, aku agak enggan untuk meminta pertolongan teman di studio. Karena aku tahu, mereka pasti akan memarahi sekaligus memberiku cengan sampai perutku sakit sekali.

Tapi karena waktu yang diberikan juga tidak panjang, alhasil aku menghubungi teman baikku di studio radio X Channel. Dan memang benar, dia orang pertama yang memarahiku karena tidak meminta pertolongan dari awal. Apalagi setelah dia tahu jika sebelumnya aku merekam suara menggunakan fasilitas perekam di ponsel. Dia marah, karena katanya aku seolah tidak memiliki teman yang memiliki studio rekaman. Termasuk teman-teman yang bekerja di radio yang akan dengan senang hati membantu. Hanya saja, kebiasaan burukku selain aku ingin berusaha sendiri sampai mentok sekali, juga sering lupa untuk meminta pertolongan ini.

Rekaman yang kami buat pagi itu, rupanya memiliki beberapa bagian yang kurang. Director Kelvin Films pun mengarahkan untuk merekam ulang. Dan karena teman baikku di X Channel tidak bisa membantu malam itu, pertolongan kedua kami dapat di Decade Studio. Sama seperti di X Channel, aku juga mendapat gerutu dari abangku di sana. Termasuk 'cengan' yang membuat perutku sakit karena melulu tertawa. Bahkan Director yang malam itu ikut ke studio pun tidak banyak bicara dan hanya tertawa saja.

Stuck Viewer dan Viewer Berkurang


Aku tahu, di gelanggang para petarung akan selalu ada yang beruntung dan yang tidak beruntung. Sebagai petarung sejati, kita hanya harus berusaha menyuguhkan hasil terbaik, mengikuti alur dan pantang untuk melantur, apalagi sampai keluar jalur.

Pertama kali Produser memberi link video yang diupload pihak penyelenggara, kami membagikan link itu ke teman-teman yang kami kenal. Permasalahan yang kemudian muncul adalah video kami yang diupload penyelenggara di youtube mengalami stuck viewer di angka 605, disusul dengan setengah dari viewer itu berkurang. Saat ini viewer kami kurang lebih ada di angka 385-an. Dirugikan? Tentu. Karena salah satu penilaian dari pihak penyelenggara adalah 'berapa banyak viewer di video'. Tapi, kami hanya tertawa dan cenderung santai melihat permasalahan ini. Meskipun Produser Kelvin Films, Wina Afrilia, cemberut karenanya. Yah, kami tidak bisa berbuat banyak. Bukan pasrah juga, sih. Tapi kami berusaha enjoy the moment.


Aku sendiri juga tidak ingin dipusingkan dengan persoalan 'siapa yang jahil'. Siapapun dia, aku hanya bisa menghaturkan terima kasih. Karena pekerjaan kami rupanya menarik perhatian dan memunculkan kejahilannya. Terima kasih buat kamu yang sudah mendukung. Pekerjaan kami untuk Soul of Banten ini tidak ada artinya tanpa dukunganmu.

Jadi, sampai jumpa di hari pengumuman. Insya Allah tim kami akan berada di sana. Mari rayakan dengan kopi. Cheers...

You Might Also Like

0 Comments