Ngopi Lada: Tiga Butir Lada Dari Sianidu



: sebuah catatan serampangan dari tukang em-ce
Terlalu mewah jika kami mengatakan acara "Ngopi Lada" yang digelar malam ini (Selasa/16/02/2016) sebagai peluncuran buku cerpen "Penanggung Tiga Butir Lada Hitam di Dalam Pusar" karya Niduparas Erlang. Buku yang diterbitkan pada Oktober 2015 ini memang baru hari ini kami diskusikan di Serang. Sebelumnya, kami fokus mengenalkannya ke khalayak di luar Serang/Banten.
Berawal dari obrolan di warung kopi, akhirnya kami sepakat untuk mendiskusikan buku ini di Serang. Tempat yang kami pilih pun identik dengan suasana yang santai. "Biar buku cerpennya saja yang serius, acaranya santai saja," kata Niduparas Erlang pada tim promo Berjaya Buku.
     Setelah beberapa kali melakukan perubahan jadwal dan nama acara, akhirnya kami sepakat memakai "Ngopi Lada" sebagai tajuk utama. Ngopi sembari menikmati ulasan buku dari pembicara dan menonton pertunjukan pembacaan cerpen oleh Peri Sandi Huizche. Itu saja inti acaranya.
Namun, susunan acara yang kami jadwalkan dimulai pada pukul 19:00 WIB itu, dan baru bisa dimulai pukul 20:30 WIB pun berkembang. Pengisi acara bertambah dengan kedatangan Endang Rukmana dan kawan-kawan.
     Acara diskusi yang santai ini, dipandu Nita Nurhayati, dosen muda Universitas Serang Raya (Unsera), yang memaparkan makalah bertajuk Tiga Butir Lada Untuk Pembaca atau tiga inti yang disuguhkan Niduparas Erlang dalam kumpulan cerpennya. Para penikmat "Ngopi Lada" yang terdiri atas mahasiswa, anggota komunitas, dan pembaca umum, diajak menguak ketiga butir lada itu. Pertama, sebutir lada untuk pembaca sastra. Kedua, sebutir lada untuk pembaca budaya. Ketiga, sebutir lada untuk diri pembaca. Sebelum akhirnya para pembaca bisa memanen lada. "Jika kita membaca cerpen-cerpen Niduparas Erlang, kita akandihadapkan pada lokalitas Banten dan magi," papar Nita.
     Sementara menurut Encep Abdullah, salah satu penikmat acara "Ngopi Lada", cerpen-cerpen Niduparas Erlang memiliki kekhasan sendiri. "Jika saya diberi 1000 cerpen dan diminta memilih mana cerpen Niduparas Erlang, saya pasti tahu yang mana."
    Malam di Padepokan Kupi semakin semarak ketika para penikmat "Ngopi Lada" diberi kesempatan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang agak kurang serius, demi mendapatkan doorprize buku kumpulan cerpen "Penanggung Tiga Butir Lada Hitam di Dalam Pusar". Apalagi, ketika Peri Sandi Huizche membacakan cerpen "Sirubahung" secara teatrikal. Dan sembari terus menikmati kopi yang diracik barista Koelit Ketjil, acara "Ngopi Lada" ditutup dengan pertunjukan stand up comedy oleh Endang Rukmana dan kawan-kawan yang membuat kami terpingkal-pingkal. [*]

You Might Also Like

0 Comments