Kata Seseorang di Kepala

"Jatuh cintalah pada lelaki yang bisa kamu ajak bicara, Te.
Lelaki yang menunggu kamu menyelesaikan cerita meski ia terkantuk-kantuk di sofa. Kemudian setelah kamu menyelesaikannya, matanya akan berbinar kembali dan ia akan segera membaca ceritamu. Lelaki yang menyunyi di sampingmu, meski kepalamu dan kepalanya riuh berbincang. Lelaki yang bertelapak tangan kasar tapi lembut ketika mengelus kepalamu. Lelaki yang membuatmu merasa pulang. Dan lelaki yang menyediakan dadanya ketika kamu merasa ingin menangis, tanpa bertanya kenapa, tanpa bertanya. Lelaki yang dalam kemarahannya masih mempertahankanmu di hatinya. Lelaki yang akan selalu tinggal, dan tidak akan pergi ke hati siapa pun. Lelaki yang memberimu sepatu bukan tali yang membelenggu.  Lelaki yang tak melihat kamu yang dahulu, tapi kamu yang saat ini dan kamu di hari depan. Lelaki yang tetap mencintaimu, meski pun kamu menunjukan semua kekuranganmu. Lelaki yang menjulurkan tangannya ketika kamu terjatuh, lalu berkata 'kamu baik-baik saja?', dan bukan lelaki yang menertawakan kejatuhanmu.
Bila kamu bertemu dengannya, cintailah dia."

Hah?

Lalu, ke mana aku harus mencarinya? Maukah kamu menyebutkan satu nama untukku?
Ia mungkin akan mendatangimu, tunggulah.

Tunggu? Lagi?
Iya, sabarlah. Dan ingat, boleh saja kamu menunjukan kekuranganmu terlebih dahulu, dan kelebihanmu, kemudian. Tapi, kamu akan sangat kesulitan menemukan seseorang yang bisa menerima kekuranganmu terlebih dahulu. Orang-orang lebih suka menerima kelebihan orang lain.
Hummh! Jadi, selama ini kamu memperhatikanku? Kamu ini lelaki apa perempuan, sih?
Haha, tentu saja aku memperhatikanmu. Tidak penting aku ini berjenis kelamin apa, yang penting, kamu harus tetap menjadi gadis baik meskipun tidak semua orang baik padamu.
Jujur saja, sekarang perutku mulai mulas. Kamu hantu, ya? Kamu ada di sebelah mana?
Aku bukan hantu. Aku ada di kepalamu.
Hih! Jadi, selama ini yang merecoki kepalaku itu kamu?
Hehe, iya. Maaf, ya.
Kalau kamu ada di kepalaku, berarti kamu tahu siapa yang sedang aku pikirkan sekarang?
Tentu saja. Masih orang yang sama. Apa perlu aku sebutkan namanya?
("--__--) Jangan comel, deh. Bisa kuusir kamu dari kepalaku.
Haha. Selamat pagi, Te. Silakan lanjutkan lagi aktivitasmu.

You Might Also Like

0 Comments