Sabtu Pagi


Beh, sudah kusisipkan senyuman di setangkup roti
Kau bisa menyantapnya untuk sarapan pagi ini"
akan kutulis pesan itu setiap pagi.
bukan sekarang, tapi mungkin nanti

 Selamat pagi, teman-teman. (~^,^)~
Sabtu nih, ayo cerita~
Ada cerita apa, kamu?
Semalaman tadi saya sangat khawatir, takut, was-was, atau apalah nama perasaan itu. Semoga babeh (Nandang Aradea) cepat sadar. Cepat pulang ke tubuhmu, beh! Kami menunggu. Babeh adalah orang yang kuat! Yeah! Nggak mungkin menyerah. Ayo bangun, Beh! Semangat! Semangat! (9^,^)9
Semoga yang sedang sakit lainnya segera diberi kesembuhan! Aamiin. Semangat! (^,^)9
Ah, ya. Hari ini ada diklat anggota Bengkel Menulis dan Sastra (Belistra). Pesertanya ada 20, syukurlah. Setidaknya ke-20 peserta itu akan menjadi anggota Belistra seumur hidup. Hoho... Kalau mau keluar dari keanggotaan bagaimana? Bayar 10 juta. Kejam, ya? Haha. Tapi, loyalitas itu sangat penting, toh? Jadi, jangan khawatir. Seumur hidup menjadi anggota belistra, seumur hidup pula kita berkarya. Yeah!
Eh, ada workshop Teater Kafe Ide juga! Ini pasti seru. Kelihatannya calon anggotanya banyak juga. Semoga saja bertahan hingga akhir.
Oh, iya. Untuk teman-teman yang sedang berjuang untuk Banten, Semangat!  “The future depends on what you do today.” Kata Mahatma Gandhi. Yeah! (^,^)9
Lalu, untuk yang single, jangan khawatir. Sabtu malam bukan masalah besar. Sabtu malam kita masih sama dengan Sabtu malam yang sudah punya pasangan, kok. Bedanya cuma, kalau mau mawar atau martabak kudu beli sendiri. Itu saja. Hahaha.. *ditabokin*


*Saya tahu tulisan di bawah itu tidak nyambung dengan tulisan di bawah gambar, plus gambarnya. Jadi, jangan protes. :p (Ngeles sih) ahaha

You Might Also Like

0 Comments