Melbi, dan Angkot Super

    
Dari facebook.com/melancholicb1tch


      Pertama kali diperkenalkan di angkot, Melbi (Melancholic B1tch) menjadi salah satu grup musik yang ada di playlist saya. Saya ingat betul waktu itu di perjalanan Rangkas-Pandeglang, teman saya memuji lagu mereka. Dia bilang lagunya ajaib, dan sumpah serapah--betapa mereka keren. Akhirnya saya penasaran juga. Minta dikirim adalah salah satu cara pengen dengerin (hoohoo..), dan Balada Joni Susi (2009) pun sukses pindah ke ponsel 'tusuk gigi' saya. Dan saya pun mulai tertawa, entah tawa senang, geli, atau tawa apa, yang jelas saya tertawa saja.
    Kata teman saya, lagu dalam album BJS ini memiliki kaitan dengan lagu lainnya. Seperti sebuah cerita bersambung. Mereka cerdas bikin orang penasaran dan mendengarkan lagu dalam album mereka sampai selesai. Sebab, terkadang dirinya (saya, dan kamu juga mungkin) hanya suka mendengarkan satu atau dua lagu saja dalam satu album. Coba saja dengar, mulai dari Intro yang menceritakan perjumpaan Joni dan Susi, lalu mereka Bulan Madu di Venesia, Susi kelaparan di Propaganda Dinding, dan lainnya.
Diambil dari facebook.com/melancholicb1tch
    Setelah di angkot itulah, saya mulai mencari segala sesuatu tentang Melbi. Khususnya lagu-lagu mereka. Kalau soal siapa saja yang ada di balik Melbi, jujur saja saya agak kurang peduli (#ditoyor). Oke, saya akui waktu itu hanya tahu vokalisnya saja Ugoran Prasad. Hihi. Lainnya, seperti Yosep Herman Susilo (Electric-acoustic guitar, mix engineer), Teguh Hari Prasetya (Bass, Keyboard), Yennu Ariendra (Electric guitar, synth, laptop), Septian Dwirima (Percussion, Laptop); Collaborating Artist for BJS: The Wiryo Pierna Haris (guitar), Richardus Ardita (bass, voice), and Andy Xeno Aji (graphic, drawing), saya tahu belakangan aja. Maaf, yo, mase (#sungkem).
facebook.com/melancholicb1tch
    Bagaimana pun, saya kemudian bertemu dengan lagu-lagu mereka yang lain, meski telat, sih. Saya bertemu dengan Departmental Deities and Other Verses, Sepasang Kekasih yang Pertama Bercinta di Luar Angkasa (ini sering saya dengarkan sebab ada di album Frau, heu)Off Her Love Letter, On Genealogy of Melancholia, Tentang Cinta, Debu Hologram, Requiem, Kartu Pos Bergambar Jembatan Golden Gate San Fransisco, Kita adalah Batu, The Street, dan My Feeling for You. Lalu bertemu pula dengan lagu-lagu lainnya. Ada Taman Bermain Waktu (Lagu Boikot Untuk Pasifis), Kabar Dari Tepi Atap Gedung Pencakar Langit, Elephant Songs (in Search for Murderers), Migrate. Maupun lagu-lagu di Re-Anamnesis rilis ulang dari album pertama mereka Anamnesis. Di album ini Off Her Love Letter duet bareng Frau. Ini salah satu lagu yang cukup sering saya dengarkan (mungkin kamu juga).
Wake up, don't you hide now
sometime this morning someone
take you on the run
breathe up all you can somehow
sometime this morning someone
will you run, takes you run
takes you on the run, you can
(somebody someone to feel you,
to heal you, sombody someone
to kill you, ever and ever)
       Pertama kali dengar lagu ini, saya nangis. (eh, kok?). Tapi bukan karena nggak ngerti liriknya, ya. Itu karena sesuatu yang lain--yang saya pun tidak mengerti; mata saya tercolok jemari sendiri. Hahaha... (#plak!). So, kapan Melbi bisa naik angkot Serang? Jauh dekat Rp. 3000 (setelah BBM naik) saja, dan bisa menyerupa taksi, lho. (#dicocokin gajah).
 
*Ketjup Basah*

------------------------
 Kontak Melbi
+62818259625 [yopie]
mimelbi@gmail.comtwitter.com/simelbi
facebook.com/melancholicb1tch

You Might Also Like

1 Comments

  1. Lalu kita ajak mereka Bulan Madu di Benteng Surosowan(tidak lagi di Venezia). Tapi, Sebentar, apa sebelumnya kita juga akan mencari tahu dimana mereka menginap? atau kita ungsikan ke Kubah Budaya saja? (Horeeeeee....) Tidak usah merengek kali ini, biar mereka peka sendiri dan dengan ikhlas memberikan kaos Melbinya.

    ReplyDelete