Lelaki dengan Sperma di Jakunnya


Adam's Apple by

DBIPhotography



     Ah! Judulnya terlalu ekstrim, ya? Tapi rasanya itu pantas untuk tulisan saya kali ini. Entahlah, saya merasa perlu saja menulis ini. Sebab, saya bosan ketika banyak lelaki yang saya kenal--maupun yang baru kenal--membicarakan topik sek berulang kali, seperti tanpa mengenal topik lain. Entah itu hanya sekedar obrolan biasa--yang mereka katakan sebagai pengetahuan sek, bernada ajakan atau rayuan. Akh, saya pikir kok lama-lama seperti sperma mereka pindah ke jakun, gitu, ya?
    Memang, sih, beberapa artikel mengatakan bahwa kepala laki-laki lebih banyak memikirkan sek dibanding kepala perempuan. Sebab, hormon testosteron yang dimilikinya 20 kali lebih besar volumenya dibanding perempuan. Ditambah lagi hipotalamus-nya juga besar. Dan menurut survei yang dilakukan oleh Kinsey Institute menyebutkan bahwa 37% pria di dunia ini memikirkan seks setiap 30 menit. Dan sebuah penelitian yang dimuat majalah Glamour menyebutkan bahwa lelaki memikirkan seks setiap 7 detik. Jadi, bisa kita bayangkan jika seorang lelaki terjaga selama 16 jam dalam sehari, dan memikirkan seks setiap 7 detik, berarti ia memikirkan seks sebanyak 57.000 kali dalam sehari. Jumlah ini kurang lebih sebanyak jumlah seorang manusia bernapas kala ia terjaga.
    Tapi, jika mereka hanya memikirkannya saja, sih, mungkin saya tidak merasa terganggu. Berbeda halnya ketika mereka menggunakan topik sek dalam obrolan. Sekali, it's okay. saya anggap sebagai 'tambahan pengetahuan' seperti kalimat yang selalu mereka sisipkan itu. Tapi jika sikap saya yang menerima obrolan itu dianggap 'welcome' pada topik itu dan terus berulang di lain waktu, dan lain waktu lagi, come on...
      Itu pikiran sampah, dan tidak ada alasan bagi saya untuk terus menanggapi, bahkan mungkin akan memicu tindakan ekstrim saya. Misalnya, saya abaikan, atau mungkin tidak saya lirik sama sekali. Bukan karena saya risih dengan topik sek, tapi lebih kepada; 'apa sebagai perempuan saya harus mendengar topik itu melulu?'. Apalagi kemudian topiknya berbelok ke arah 'ajakan ranjang'. Aduh! Come on, dude...
     Ini bukan tentang obrolan saja yang mengganggu, tapi sudah termasuk ke pelecehan, menurut saya. Meskipun saya bisa meredam kemarahan saya dengan diam, atau pun mencocok kuping dengan lagu. Tapi, jujur saja rasanya seperti dipaksa menelan sampah paling busuk. Toh, jika benar menginginkan itu, bisa pergi ke istri, kekasih, ke tempat prostitusi, atau melakukannya sendiri. Ini bukan lelucon yang lucu lagi. Sebab perempuan bukan tong sampah atau semacam itu.
    Akhirnya, saya hanya ingin mengatakan ini: tolong jangan sembarang semburkan sperma di jakunmu itu, bung.  Itu sama sekali tidak keren.

Source: berbagai sumber (vemale.com, tokopropolis.com, sraksruk.blogspot.com, dll)

You Might Also Like

0 Comments