100 Perempuan Dalam Puisi



"Aih! Wew." Itu kalimat pertama yang meluncur dari mulut saya ketika membaca Pengumuman Antologi Perempuan Dalam Puisi yang diadakan KPPI. Tidak disangka jika 4 dari 5 puisi saya masuk di dalamnya. Padahal sahabat saya bertaruh cuma satu yang akan masuk, atau bahkan sama sekali tidak. Tentu saja saya paham kenapa dia bertaruh. Puisi saya masih sangat 'dangkal' atau dengan kata lain 'tidak bagus'. Saya pun mengakuinya. Dan bila sekarang bisa menjadi bagian dalam antologi itu, saya rasa hanya faktor 'K' saja. Kebetulan. Atau mungkin saja; 'Ketidaksengajaan' kurator. Heuheu...
Tapi, sejujurnya saya senang bisa berada di antara penyair-penyair keren, barangkali dengan demikian saya bisa belajar untuk menjadi sekeren tulisan mereka.
4 puisi yang saya tulis ketika kepala sedang membentuk pasar. Riuh seriuh-riuhnya hingga tidak tahu suara mana yang lebih dulu harus saya dengar. Tentang permintaan 'datang', 'pergi', 'tinggal', atau lainnya. Sebetulnya, saya tidak tahu apa yang saya tulis ketika itu. Barangkali 'hanya menulis' apa yang sekilas saya dengar, apa yang lebih terasa menyesak di dada, atau pun apa yang lebih membuat saya merasa 'hampir gila'. Itu saja.
Tapi, jika kamu bertanya puisi itu buat siapa? Mari kita sebut saja dia Engkang. Entah siapa, entah lelaki mana, entah. Mungkin kamu? #kedipkedip

Jadi, jika nanti bukunya terbit, jangan lupa beli, ya? Dan silakan berikan kritik dan sarannya untuk saya. Mau langsung di sini, boleh. Atau mau chat ke line saya? Silakan add saja: nyimask. #salaman

You Might Also Like

0 Comments