Selayang Pandang



Dia tidak pernah menjadi titik tumpu pandanganku, namun akhir-akhir ini ia menjadi satu dari empat titik tumpu pandanganku. Dia salah satu bayangan yang selalu kutunggu dalam secangkir kopi, dan punggung yang kunanti untuk duduk saling punggung-memunggungi ketika pagi, siang, maupun sore. Dia yang bahkan namanya saja tidak kuketahui, namun senyum dan tatapannya menjadi semacam sengatan yang mampu membuatku kikuk, dan malu.

You Might Also Like

0 Comments