Mistake


Kesalahan, semua orang pasti pernah melakukannya. Hanya saja, mungkin kadarnya berbeda. Besar, kecil. Ah, tetap saja asal katanya 'salah'. Aku sering, ya, sangat sering, malah, melakukan kesalahan. Contoh kecil, salah memilih warna baju saat hendak pergi ke kampus. Dan orang-orang langsung mengatai; baju yang kau pakai tidak matching, terlalu ngejreng, tidak sesuai kulit, bahkan tidak pantas dengan wajahku.
Ah, ah..
Kadang aku pikir, kenapa mereka begitu usil mengomentari pakaianku? Kenapa selalu ikut campur dengan apa yang aku suka, dan apa yang tidak? Kenapa harus memaksa? Dan kenapa-kenapa lainnya.
Namun, tentu saja aku tidak menyalahkan mereka. Mereka berhak atas komentar-komentar mereka. Hanya saja, aku tidak akan membiarkan orang yang menyakiti hatiku. Aku sudah bersumpah sejak lalu. Aku akan benar-benar memberikan keamanan pada diriku, juga hatiku. Meski aku sudah tidak lagi mengenakan benda yang selama ini sebagai penjaga telinga; earphone besarku, dengan musik yang selalu aku pasang di volume full. Namun, dengan sendirinya, aku pun membukanya. Karena setelah aku pikir, kita memang perlu mendengar. Mendengar apapun yang diucapkan orang lain (baik dan buruk), desir angin, cericit burung, dan lainnya. Seberapa tidak menyenangkannya pun hal itu, tetap harus didengarkan. Sampai, tidaknya pada hati, dan kepala kita, itu urusan lainnya.
Hanya saja, silakan untuk tidak terlalu memberikan penghakiman-penghakiman atas seseorang. Mereka punya hati juga, toh? Pikirkan sebelum kata kita ucapkan. Setidaknya dengan begitu kita sudah berbuat baik pada sesama. Barangkali saja kita bisa masuk surga seperti mereka yang alim, jika begitu.

You Might Also Like

0 Comments